STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Saturday, January 26, 2013

Unknown

"Semesta Mendingin, Seperti Diramal Teori Dentuman Besar"

Jakarta (FAAI News) - Dengan menggunakan teleskop radio CSIRO di Australia untuk mencatat temperatur Alam Semesta, para astronom mendapati fakta bahwa Alam Semesta
ternyata telah mendingin sebagaimana diramalkan teori Dentuman Besar.

Tim ilmuwan dari Swedia, Perancis,
Jerman dan Australia berhasil
mengukur suhu Semesta yang turun
sampai setengah dari usia Semesta.

"Ini adalah pengukuran paling teliti
yang pernah dibuat mengenai
bagaimana Semesta telah mendingin
selama 13,77 miliar tahun usianya,"
kata Dr Robert Braun, Kepala Ilmuwan
pada CSIRO Astronomy and Space Science, seperti dikutip Science Daily
dotcom.

Megingat cahaya memerlukan waktu
untuk melintas, maka ketika manusia
melihat ke angkasa maka apa yang
dilihatnya adalah Semesta di masa lalu.

Oleh karena itu, untuk melihat kembali
separuh jalan dari sejarah Semesta,
maka manusia perlu melihat separuh
perjalanan Semesta.

Lantas, bagaiman suhu Semesta bisa
diukur dalam jarak yang begitu jauh
seperti itu?

Caranya, para astronom mempelajari
gas pada sebuah galaksi tak bernama
yang jaraknya 7,2 miliar tahun cahaya.

Satu-satunya faktor yang membuat
gas ini tetap hangat adalah radiasi
belakang kosmik, yaitu cahaya yang
tersisa dari Dentuman Besar.

Kebetulan, ada galaksi lain yang lebih
kuat dan berbentuk quasar yang
dinamai PKS 1830-211, terhampar di
belakang galaksi tidak bernama di
atas.

Gelombang radio dari quasar itu
menembus gas di latar depan galaksi
tak bernama itu.

Ketika itu terjadi, molekul-molekul gas
menyerap energi dari gelombang
radio ini, lalu meninggalkan "jejak"
pada gelombang radio tersebut.

Dari "jejak" ini para astronom
menghitung temperatur gas itu yang
ternyata suhunya mencapai 5,08
Kelvin (-267,92 derajat Celsius) alias
luar biasa dingin namun tetap lebih
hangat dibandingkan suhu Semesta sekarang yang mencapai 2,73 Kelvin
(-270,27 derajat Celsius).

Menurut teori Dentuman Besar, suhu
radiasi di belakang kosmik turun
perlahan begitu Semesta melar.

"Itulah yang kami lihat dari
pengukuran-pengukuran kami itu.
Semesta pada beberapa miliar tahun
lalu lebih hangat beberapa derajat
dibandingkan sekarang, persis seperti
diprediksi teori Dentuman Besar," kata kepala tim peneliti Dr Sebastien Muller
dari Observatorium Ruang Angkasa
Onsala pada Universitas Teknologi
Chalmers, Swedia. [antaranews/NP/FAAI]

-Nugroho Pangestu-

Unknown

About Unknown -

Hanya seorang manusia biasa yang sedang menghadapi kerasnya kehidupan. Mencoba mengubah dunia dengan sedikit ilmu yang dimiliki, supaya bermanfaat bagi khalayak banyak.

Subscribe to this Blog via Email :